ISYARAT KOMPROMI PEMIMPIN DUNIA UNTUK PERANG SURIAH

Perbedaan antara para pemimpin dunia
tentang upaya mengatasi perang d Suriah tercermin dalam pidato di
Sidang Majelis Umum PBB di New York.
Amerika Serikat dan Prancis
berpendapat Presiden Suriah, Bashar al-Assad, harus mundur namun Rusia
mengatakan adalah 'kesalahan besar' jika tidak bekerja sama dengannya
untuk menghadapi kelompok militan yang menamakan diri Negara Islam atau
ISIS.
Bagaimanapun Amerika Serikat dan Rusia memperlihatkan isyarat untuk berkompromi.
Presiden
Barack Obama mengatakan akan bekerja sama dengan semua negara sementara
Presiden Vladimir Putin menyerukan sebuah 'koalisi yang meluas'. Kedua
pemimpin ini akan melakukan pertemuan langsung di New York.

Dalam pidatonya, Obama menyebutkan kompromi di
kalangan kekuatan dunia amat penting untuk mengakhiri konflik di Suriah,
yang sejauh ini sudah menewaskan 200.000 jiwa dan membuat empat juta
warga
mengungsi ke luar negeri, antara lain ke kawasa Eropa barat.
"Stabilitas
yang bertahan hanya bisa ditempuh jika warga Suriah mencapai kesepakaan
untuk hidup bersama secara damai," jelas Obama.
Setelah pidato
Obama, Presiden Putin menyerukan koalisi antiteror yang meluas untuk
menghadapi ISIS, yang dibandingkannya dengan pasukan internasional yang
beperang melawan Nazi saat Perang Dunia II.

Pemerintah Washington dan Moskow sudah lama berbeda
pendapat tentang Suriah, dengan AS menentang Presiden Bashar al-Assad
sementara
Rusia merupakan sekutunya dan belakangan ini meningkatkan dukungan militer.
Sementara
Presiden Iran, Hassan Rouhani -yang juga merupakan salah satu sekutu
pemerintah Damaskus- mengatakan negaranya siap membantu untuk 'menapak
jalan menuju demokrasi' di Suriah.
Sedangkan Presiden Prancis,
Francois Hollande, mengatakan siap bekerja sama dengan Iran dan Rusia
namun akan menjelaskan kepada mereka bahwa 'jalur untuk sebuah pemecahan
tidak melalui Bashar al-Assad.'
Sumber: bbc.com/indonesia
Gambar: - Image copyright
EPA
- Image copyright PA