ADNAN BUYUNG NASUTION TUTUP USIA

Pengacara senior
Adnan Buyung Nasution meninggal dunia sekitar pukul 10.15 WIB di ICCU
Rumah sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Mantan Anggota Dewan
Pertimbangan Presiden itu sebelumnya mengalami gangguan jantung dan
ginjal sehingga mesti menjalani perawatan.
Keterangan keluarganya
menyebutkan, jenazahnya akan disemayamkan di rumah duka Poncol Lestari
nomor 7, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
"Kita masih menunggu
klarifikasi dari keluarga tentang di mana almarhum akan dimakamkan,
tetapi kemungkinan di TPU Tanah Kusir," kata Rika, yang mewakili pihak
keluarga, kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Rabu (23/09).
Adnan
Buyung Nasution, yang dilahirkan di Jakarta, 20 Juli 1934, merupakan
salah-seorang pengacara senior paling dikenal di Indonesia.
Buyung yang kerap dipanggil "Abang" juga dikenal sebagai aktivis dan ikut mendirikan Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
Pada
tahun 2007-2009, Adnan Buyung menjabat sebagai anggota Dewan
Pertimbangan Presiden (watimpres) bagian Hukum di masa Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono.
Dikenal pula sebagai advokat "penuh warna",
pria berambut pirang ini lantang membela kaum minoritas tertindas
seperti kelompok Ahmadiyah saat menjabat anggota watimpres, namun di
sisi lain dia memicu kontroversi karena menjadi pengacara tersangka
korupsi Anas Urbaningrum dan Gayus Tambunan.
Pilihannya
mendampingi Jenderal (purnawirawan) Wiranto terkait kasus dugaan
pelanggaran HAM di Timor Timur pada tahun 2000 juga sempat dipertanyakan
para pegiat HAM.
Di masa Presiden Suharto berkuasa, Buyung dikenal sering membela para korban pelanggaran HAM.
Mendiang juga pernah diperkarakan dengan pasal contempt of court, "menghina pengadilan" saat tampil sebagai pembela HR Dharsono dalam kasus Tanjung Priok 1984.
Lepas
dari berbagai kontroversinya, pengacara flamboyan Adnan Buyung Nasution
adalah sahabat dan guru bagi para aktivis pembela HAM dan demokrasi
Indonesia.
Sumber: bbc.com/indonesia
Image copyright
AFP