KOREA UTARA DAN SELATAN AKHIRNYA BERDAMAI
Para petinggi pertahanan di Korea Utara dan Selatan akhirnya mencapai kesepakatan damai Selasa pagi ini (25/8). Kesepakatan ini dicapai setelah maraton pembicaraan kedua pihak selama empat hari terakhir.
"Pihak Korea Utara menyatakan penyesalan bahwa ranjau daratnya telah
melukai dua tentara Korea Selatan di bagian selatan zona
demiliterisasi," tulis pernyataan resmi Korea Utara dan Selatan, hari
ini, dikutip BisnisKorea.
Korea Utara juga memutuskan untuk mencabut perintah quasi-perang yang dikeluarkan sejak Jumat akhir pekan lalu.
Di sisi lain, Korea Selatan memutuskan menyetop semua siaran propaganda anti-Pyongyang mulai siang ini di sepanjang zona demilitarisasi (DMZ), kecuali di tengah situasi abnormal.
Para pengamat melihat, pernyataan Korea Utara sudah merupakan hasil yang diharapkan. Sejak melontarkan aksi provokatif tahun 1953, Korea Utara hampir tak pernah mengakui, meminta maaf, atau menyatakan penyesalan atas aksi mereka.
Pembicaraan maraton kedua pihak yang berlangsung selama 43 jam 10 menit ini berawal dari aksi penembakan artileri oleh Korea Utara ke pengeras suara di zona Korea Selatan yang menyiarkan anti-Pyongyang. Mereka menilai, propaganda tersebut telah merusak martabat pimpinan tertingginya, Kim Jong-un.
Pihak Korea Selatan membalas tembakan tersebut ke Utara. Sehari berikutnya, Kim Jong Un menyiagakan pasukan di garis depan dan mengultimatum Korea Selatan untuk menghentikan propaganda.
Sumber: kontan.co.id
Korea Utara juga memutuskan untuk mencabut perintah quasi-perang yang dikeluarkan sejak Jumat akhir pekan lalu.
Di sisi lain, Korea Selatan memutuskan menyetop semua siaran propaganda anti-Pyongyang mulai siang ini di sepanjang zona demilitarisasi (DMZ), kecuali di tengah situasi abnormal.
Para pengamat melihat, pernyataan Korea Utara sudah merupakan hasil yang diharapkan. Sejak melontarkan aksi provokatif tahun 1953, Korea Utara hampir tak pernah mengakui, meminta maaf, atau menyatakan penyesalan atas aksi mereka.
Pembicaraan maraton kedua pihak yang berlangsung selama 43 jam 10 menit ini berawal dari aksi penembakan artileri oleh Korea Utara ke pengeras suara di zona Korea Selatan yang menyiarkan anti-Pyongyang. Mereka menilai, propaganda tersebut telah merusak martabat pimpinan tertingginya, Kim Jong-un.
Pihak Korea Selatan membalas tembakan tersebut ke Utara. Sehari berikutnya, Kim Jong Un menyiagakan pasukan di garis depan dan mengultimatum Korea Selatan untuk menghentikan propaganda.
Sumber: kontan.co.id