DISANGKA TEWAS, PRIA SURIAH MALAH HADIRI PEMAKAMANNYA SENDIRI
Mohammed Rayhan disangka tewas setelah tertimbun reruntuhan bangunan
lebih dari dua hari. Tiba-tiba dia malah mendatangai upacara
pemakamannya sendiri.
Sempat dinyatakan meninggal dunia karena tertimbun reruntuhan bangunan,
pria Suriah malah hadir di pemakamannya sendiri. Kisahnya berawal
ketika pasukan Pemerintah Suriah mengebom sebuah pasar di kota Douma,
yang terletak di sebelah timur ibu kota Damaskus.
Setelah serangan usai, diketahui 117 orang tewas, termasuk Mohammed Rayhan, yang tertimbun reruntuhan bangunan. Setelah lebih dari 24 jam tak bisa diselamatkan, keluarga Rayhan sudah pasrah dan akhirnya memutuskan untuk menggelar ritual pemakaman.
Namun, setelah hampir dua hari tertimbun di bawah reruntuhan, tim penyelamat menemukan Rayhan dalam kondisi selamat dan hanya menderita luka ringan. Tanpa menunggu lama, dengan rambut dan tubuh masih dipenuhi debu bekas reruntuhan, Rayhan bergegas pulang ke kediamannya.
Di kediamannya, keluarga, kerabat, dan para tetangga tengah memasuki hari berkabung terakhir ketika Rayhan yang penuh debu masuk lewat pintu depan.
Kontan saja, suasana duka yang masih berlangsung itu seketika berubah menjadi sukacita. Rayhan kini digelari "Syuhada yang Hidup" setelah keajaiban yang meloloskannya dari maut.
Foto keluarga Rayhan yang sukacita diunggah ke media sosial Facebook milik Komiter Koordinasi Lokal Suriah, sebuah kelompok oposisi.
Namun, kisah ajaib seperti yang dialami Rayhan beberapa kali terjadi di negeri yang masih dirundung perang itu. Demikian kata Direktur Lembaga Pemantau HAM Suriah, Rami Abdurrahman.
"Biasanya, kisah seperti ini melibatkan anak-anak. Saya pernah mendengar seorang bocah berusia tiga tahun yang sudah disangka tewas oleh keluarganya ditemukan selamat di bawah reruntuhan," ujar Rami.
Setelah serangan usai, diketahui 117 orang tewas, termasuk Mohammed Rayhan, yang tertimbun reruntuhan bangunan. Setelah lebih dari 24 jam tak bisa diselamatkan, keluarga Rayhan sudah pasrah dan akhirnya memutuskan untuk menggelar ritual pemakaman.
Namun, setelah hampir dua hari tertimbun di bawah reruntuhan, tim penyelamat menemukan Rayhan dalam kondisi selamat dan hanya menderita luka ringan. Tanpa menunggu lama, dengan rambut dan tubuh masih dipenuhi debu bekas reruntuhan, Rayhan bergegas pulang ke kediamannya.
Di kediamannya, keluarga, kerabat, dan para tetangga tengah memasuki hari berkabung terakhir ketika Rayhan yang penuh debu masuk lewat pintu depan.
Kontan saja, suasana duka yang masih berlangsung itu seketika berubah menjadi sukacita. Rayhan kini digelari "Syuhada yang Hidup" setelah keajaiban yang meloloskannya dari maut.
Foto keluarga Rayhan yang sukacita diunggah ke media sosial Facebook milik Komiter Koordinasi Lokal Suriah, sebuah kelompok oposisi.
Namun, kisah ajaib seperti yang dialami Rayhan beberapa kali terjadi di negeri yang masih dirundung perang itu. Demikian kata Direktur Lembaga Pemantau HAM Suriah, Rami Abdurrahman.
"Biasanya, kisah seperti ini melibatkan anak-anak. Saya pernah mendengar seorang bocah berusia tiga tahun yang sudah disangka tewas oleh keluarganya ditemukan selamat di bawah reruntuhan," ujar Rami.
Sumber: kompas.com