DIET RENDAH LEMAK LEBIH SAKTI DARI RENDAH KARBOHIDRAT
Banyak orang percaya, untuk mengurangi
lemak di tubuh mereka harus melakukan diet rendah karbohidrat, seperti
mengurangi pasta dan roti.
Anda ingin mengurangi lemak tubuh? Berdasarkan hasil
penelitian di Amerika Serikat, paling tidak pada awalnya lakukanlah
diet rendah lemak daripada diet yang membatasi karbohidrat.
Untuk menguji efek mengurangi lemak dan karbohidrat secara langsung, para ilmuwan memasukkan orang-orang obesitas dewasa di rumah sakit sebanyak dua kali. Para peneliti mengurangi asupan kalori mereka sekitar tiga puluh persen, dan memberikan mereka rutinitas olah raga sama.
Selama satu kali kedatangan, kalori peserta dikurangi dengan cara mengurangi proporsi karbohidrat, lalu kedatangan berikutnya kalori peserta dipotong dengan jumlah yang sama dengan mengurangi lemak.
Penelitian tersebut menemukan, menghilangkan kalori lemak selama enam hari percobaan menyebabkan hilangnya lemak sebanyak 89 gram (3,1 ons) per hari, dibandingkan hilangnya lemak sebanyak 53 gram (1,9 ons) per hari karena membatasi karbohidrat.
“Data dan model penelitian kami menunjukkan, tubuh tidak peduli jika kalori lemak dipotong,” kata Kevin Hall, peneliti di Institut Kesehatan Nasional di Amerika Serikat, seperti dilansir dari Reuters.
“Tubuh akan terus terus membakar lemak dengan jumlah yang sama, seperti yang terjadi sebelumnya (ketika memotong karbohidrat), yang menyebabkan ketidakseimbangan besar antara lemak yang dimakan dan dibakar.”
Hall dan rekannya berangkat untuk menguji kepercayaan sebagian besar orang tentang diet rendah karbohidrat. Mengurangi makanan seperti nasi, pasta, roti putih, dan makanan bergula dapat mengekang hormon insulin, yang pada gilirannya membatasi kemampuan tubuh untuk menumpuk lemak.
Untuk menguji efek mengurangi lemak dan karbohidrat secara langsung, para ilmuwan memasukkan orang-orang obesitas dewasa di rumah sakit sebanyak dua kali. Para peneliti mengurangi asupan kalori mereka sekitar tiga puluh persen, dan memberikan mereka rutinitas olah raga sama.
Selama satu kali kedatangan, kalori peserta dikurangi dengan cara mengurangi proporsi karbohidrat, lalu kedatangan berikutnya kalori peserta dipotong dengan jumlah yang sama dengan mengurangi lemak.
Penelitian tersebut menemukan, menghilangkan kalori lemak selama enam hari percobaan menyebabkan hilangnya lemak sebanyak 89 gram (3,1 ons) per hari, dibandingkan hilangnya lemak sebanyak 53 gram (1,9 ons) per hari karena membatasi karbohidrat.
“Data dan model penelitian kami menunjukkan, tubuh tidak peduli jika kalori lemak dipotong,” kata Kevin Hall, peneliti di Institut Kesehatan Nasional di Amerika Serikat, seperti dilansir dari Reuters.
“Tubuh akan terus terus membakar lemak dengan jumlah yang sama, seperti yang terjadi sebelumnya (ketika memotong karbohidrat), yang menyebabkan ketidakseimbangan besar antara lemak yang dimakan dan dibakar.”
Hall dan rekannya berangkat untuk menguji kepercayaan sebagian besar orang tentang diet rendah karbohidrat. Mengurangi makanan seperti nasi, pasta, roti putih, dan makanan bergula dapat mengekang hormon insulin, yang pada gilirannya membatasi kemampuan tubuh untuk menumpuk lemak.
|
Dengan insulin yang sedikit, tubuh juga dapat membakar cadangan lemak yang ada untuk energi dan menurunkan berat badan.
Sepuluh laki-laki dan sembilan perempuan dirawat di rumah sakit sebanyak dua kali dalam dua minggu, termasuk lima hari untuk membangun pola makan dasar sebelum memulai eksperimen membatasi kalori melalui lemak dan pengurangan karbohidrat.
Selain uji coba pola makan, semua peserta berlatih treadmill selama satu jam sehari dengan kecepatan dan kemiringan yang sudah disetel.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, memotong karbohidrat memang menurunkan produksi insulin. Namun, hal tersebut juga menyebabkan kerusakan pada lemak yang disimpan, yang berfungsi sebagai energi, proses ini disebut sebagai oksidasi lemak.
Sepuluh laki-laki dan sembilan perempuan dirawat di rumah sakit sebanyak dua kali dalam dua minggu, termasuk lima hari untuk membangun pola makan dasar sebelum memulai eksperimen membatasi kalori melalui lemak dan pengurangan karbohidrat.
Selain uji coba pola makan, semua peserta berlatih treadmill selama satu jam sehari dengan kecepatan dan kemiringan yang sudah disetel.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, memotong karbohidrat memang menurunkan produksi insulin. Namun, hal tersebut juga menyebabkan kerusakan pada lemak yang disimpan, yang berfungsi sebagai energi, proses ini disebut sebagai oksidasi lemak.
Sumber: cnnindonesia.com