AHOK AKAN CONTOH ROTTERDAM UNTUK TANGANI BANJIR DAN SAMPAH JAKARTA
Genangan air menggenangi seputaran
bundaran air mancur di kawasan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat,
Senin, 9 Februari 2015. Hujan rata yang mengguyur Jakarta lebih dari 7
jam mengakibatkan sejumlah titik banjir dan membuat aktifitas warga
terganggu.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku
sangat menyukai konsep penanganan air dan banjir yang dilakukan di
Rotterdam, Belanda. Bahkan ia mengatakan akan meniru konsep yang
tersebut.
"Kalau banjir di bawah jadi tempat tampung air, ini untuk daerah-daerah tertentu yang rendah," kata Gubernur yang biasa disapa Ahok ini kemarin.
Selain akan mencontoh soal penanganan banjir di Roterdam, Ahok juga mengaku akan mencontoh penanganan pengolahan air limbah, air bersih, dan sampah dari sana. "Saya kira nyontek Rotterdam sudah paling cocok," kata Ahok.
"Kalau banjir di bawah jadi tempat tampung air, ini untuk daerah-daerah tertentu yang rendah," kata Gubernur yang biasa disapa Ahok ini kemarin.
Selain akan mencontoh soal penanganan banjir di Roterdam, Ahok juga mengaku akan mencontoh penanganan pengolahan air limbah, air bersih, dan sampah dari sana. "Saya kira nyontek Rotterdam sudah paling cocok," kata Ahok.
Tidak hanya itu, Ahok juga akan berkunjung ke Rotterdam dengan mengajak pihak terkait seperti PT Jakarta Propertindo dan PD PAM Jaya untuk melihat langsung penerapannya. Kunjungan itu rencananya dilakukan pada 19 September 2015 mendatang.
Sementara itu Wali Kota Rotterdam Ahmed Aboutaleb mengatakan, Jakarta dan Rotterdam memang memiliki kesamaan di bidang penanganan air. Masalah yang dihadapi pun sama, yaitu banjir. Itulah sebabnya Jakarta dan Rotterdam bisa belajar satu sama lain.
Namun, kini, Ahmed mengatakan Rotterdam tak lagi dilanda banjir. Sebab, mereka sudah punya cara untuk mengatasinya.
"Dulu di pusat kota Rotterdam selalu banjir. Sekarang ini sudah tidak ada karena di tengah kota kami membangun lantai dasar, dua lantai bawah tanah digunakan untuk parkir mobil dan lantai di bawahnya digunakan untuk menyimpan air berjuta liter," ujar Ahmed.
Ketika hujan, kata Ahmed, mereka membuka lantai dasar yang digunakan untuk menampung air ketika hujan turun. Kemudian ketika air sudah penuh, air tersebut akan dipompa keluar ke sungai.
"Kami juga memiliki plaza air. itu semacam square, ketika hujan akan menampung air tapi ketika surut bisa menjadi taman bermain. Kalau airnya beku bisa buat ice skating," katanya.
Rotterdam merupakan salah satu kota di Belanda yang sudah berpengalaman mengelola air lebih dari 400 tahun. Menurut Ahmed, rentang waktu yang lama itulah yang membuat Rotterdam sangat berpengalaman menghadapi masalah air.
Selain memanfaatkan untuk taman bermain, air hasil banjir yang ditampung pemerintah Rotterdam juga dimanfaatkan untuk memproduksi air bersih.
"Kami membersihkan air dengan temperatur yang sangat tinggi, airnya datang dari sistem saluran air limbah. Sebelum dipompa ke sungai dibersihkan dengan tempratur 80-90 derajat dan tidak ada kota di dunia yang menggunakan air dari saluran limbah untuk dikonsumsi lagi," ujar Ahmed. Tidak hanya untuk dikonsumsi air tersebut juga bisa digunakan untuk mengairi kawasan terbuka hijau yang dimiliki kota tersebut.
Sumber: cnnindonesia.com
Gambar: google
Gambar: google