7 HAL TENTANG MENDENGKUR DAN HENTI NAFAS SAAT TIDUR

Penderita
sleep apnea pun semakin bertambah jumlahnya. Beberapa penelitian menyebutkan
obesitas sebagai penyebabnya, sementara penelitian lain menyebutkan bahwa
jumlah penderita meningkat seiring dengan semakin bertambahnya kesadaran
pendengkur untuk memeriksakan dirinya. Apa pun sebabnya, dengan semakin banyak
penderita sleep apnea yang dirawat, resiko penyakit jantung koroner dan stroke
pun menurun.
Dari
beberapa pasien saya, ada beberapa hal yang ingin saya bagikan.
1.
Mendengkur itu wajar dan tak berbahaya.
Banyak
orang mendengkur, kebanyakan teman seusia saya juga mendengkur; ujar salah satu
pasien pria berusia 60-an tahun. Walau banyak orang mendengkur, bukan berarti
mendengkur itu normal. Bahkan membahayakan. Mendengkur adalah gejala utama dari
sleep apnea atau henti nafas saat tidur. Penderitanya berulang kali mengalami
henti nafas akibat menyempitnya saluran nafas saat tidur. Akibatnya oksigen
akan turun-naik sepanjang malam. Sebuah penelitian di Spanyol mengimitasi
kondisi oksigen turun naik ini pada tikus. Akibatnya sel tumor yang disuntikkan
berkembang menjadi ganas setelah beberapa waktu.
Sementara
penelitian-penelitian terdahulu sudah mengamini mendengkur sebagai penyebab
hipertensi, berbagai penyakit jantung, stroke, depresi, kematian dan impotensi.
2.
Hanya pria yang mendengkur.
Walau
hasil pemeriksaan tidur menunjukkan bahwa wanita menderita sleep apnea yang
lebih ringan dibanding pasien pria, namun mendengkur pada wanita tetap tak
boleh diremehkan. Terutama pada masa kehamilan, sleep apnea menyebabkan
gangguan perkembangan janin, preeklampsia, diabetes pada kehamilan, serta
resiko prematuritas.
3.
Anak-anak mendengkur itu tampak menggemaskan.
Ya,
memang menggemaskan tetapi ketika di antara dengkuran tampak nafas jadi berat bahkan
tampak sesak, justru jadi mengerikan. Henti nafas yang dialami pada anak akan
mengganggu proses tidur yang pada akhirnya akan menyebabkan gangguan tumbuh
kembang, emosi dan perilaku. Daya tahan tubuh juga menurun, hingga anak mudah
terserang penyakit infeksi.
Selain
mendengkur, gejala lain sleep apnea pada anak adalah kantuk yang berlebihan
(hipersomnia). Hanya saja manifestasi hipersomnia pada anak, justru muncul
sebagai hiperaktivitas. Biasanya orang tua melaporkan anak sulit mempertahankan
konsentrasinya. Secara emosional, anak pun jadi lebih agresif. Semua hal yang
sering kita temui pada anak yang menahan kantuk.
4.
Sleep apnea bisa menurun.
Sebenarnya
sleep apnea atau mendengkur disebabkan oleh saluran nafas yang sempit. Struktur
wajah, bentuk rahang, gigi geligi, amandel, dan langit-langit mulut dari anak
dan orang tua tentu mirip. Tak heran jika ada pasien anak yang mendengkur,
salah satu dari orang tuanya pun ternyata mendengkur.
5.
Mendengkur disebabkan oleh kegemukan.
Belum
tentu benar. Banyak literatur memang menyatakan obesitas sebagai penyebab sleep
apnea. Tapi penelitian-penelitian ini dilakukan di negara-negara ras Eropa.
Mereka memiliki stuktur rahang lebar dan leher yang lebih panjang, berbeda
dengan kita orang Asia yang memiliki rahang sempit dan leher pendek. Ini
sebabnya banyak orang yang tidak gemuk pun mendengkur.
Para
ahli bahkan menemukan bahwa sleep apnea justru mengakibatkan gangguan
metabolisme yang menyebabkan kegemukan. Contoh paling mudah adalah dengan
merefleksikan pada diri sendiri, saat menahan kantuk akibat lembur bekerja,
kita cenderung lapar bukan? Ya, sel-sel di otak pun mendikte kita untuk mencari
makanan dengan rasa manis, asin dan gurih.
6.
Perawatan sleep apnea adalah dengan CPAP.
CPAP,
singkatan dari continuous positive airway pressure memang merupakan standar
utama perawatan sleep apnea. Tapi tak semua pendengkur harus menggunakan CPAP.
Ada alternatif perawatan lain berupa pembedahan atau penggunaan dental
appliances (yang dibuat dokter gigi). Untuk menentukan perawatan terbaik,
seorang pendengkur harus menjalani pemeriksaan. Pemeriksaan saat tidur
dilakukan di laboratorium tidur atau populer dikenal dengan sebutan sleep
study. Dari pemeriksaan ini diagnosis baru bisa ditegakkan, dan perawatan baru
ditentukan.
Tidak
semua pasien baik dengan jalan pembedahan. Demikian juga tak semua pendengkur
baik dengan gunakan CPAP. Terkadang ada kondisi tertentu dimana pasien harus
menjalani keduanya. CPAP merupakan sebuah alat yang meniupkan tekanan positif
agar saluran nafas tak menutup saat tidur. Walau tak biasa di awal pemakaian,
dengan penyetelan, pelatihan dan pemberian yang baik dari tenaga medis
terlatih, perawatan jangka panjang nan nyaman bisa tercapai. Belakangan mulai
diteliti kemungkinan alat-alat baru untuk merawat sleep apnea, seperti alat
implan untuk merangsang otot-otot saluran nafas atas, atau alat semacam plester
hidung yang bisa digunakan. Semoga dalam waktu dekat semakin banyak alternatif
perawatan bagi penderita sleep apnea.
Tujuan
perawatan medis adalah menjaga fungsi-fungsi nafas saat tidur, bukan pada suara
dengkuran. Tapi jangan khawatir, dengan melakukan perawatan pada saluran nafas,
otomatis suara dengkuran turut hilang.
7.
Jangan abaikan dengkuran.
Dengan
semakin banyaknya bukti-bukti ilmiah bahaya mendengkur, sudah selayaknya kita
tak lagi mengabaikan pendengkur di sekitar kita. Seorang pendengkur hanya tahu
dirinya mendengkur ketika diberi tahu orang lain. Sering kali saya jumpai
pasien terkaget-kaget saat dijelaskan parahnya henti nafas yang ia alami. Ya,
penderita sleep apnea tak pernah menyadari apa yang ia alami selama tidur.
Bagaimana ia tercekik dan tersedak saat tidur, bagaimana kadar oksigen turun
atau bagaimana jantung jadi bekerja keras saat tidur.
Jika
ada pendengkur di sekitar Anda, jangan ditertawakan. Bisa jadi ia menderita
sleep apnea yang mempertaruhkan nyawanya setiap kali tertidur. Peringatkan,
ajak ia memeriksakan dirinya. Dengan demikian Anda menyelamatkan hidupnya!
Sumber: http://www/kompasiana.com