4 JURNALIS TEWAS TRAGIS SAAT BERTUGAS
© Ilustrasi jurnalis. (Dreamstimes)
Baru-baru ini publik digegerkan dengan kasus penembakan 2 jurnalis AS saat
tengah siaran langsung di stasiun televisi di kota kecil Virginia.
Adegan tragis itu disaksikan oleh banyak orang, karena sedang dalam
tayangan berita wawancara pagi WDBJ7.
Jika ditelusuri, bukan kali
ini saja jurnalis kehilangan nyawa saat bertugas. Sebelumnya, 3 orang
pemburu berita juga meregang nyawa secara tragis saat melaksanakan tugas
liputan.
Berikut 4 kisah tragis kematian jurnalis tersebut, yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber:
Kisah
kematian 2 jurnalis AS, Alison Parker dan juru kamera Adam Ward menjadi
yang terhangat. Mereka meregang nyawa pada Rabu 26 Agustus 2015.
Saat
itu, keduanya tengah mewawancarai Vicki Gardner dari Kamar Dagang
Industri Wilayah Smith Mountain Lake. Saat itu, si penembak yang
diidentifikasi eks karyawan di tempat mereka berkerja, menodongkan
senjata dan menghujani keduanya dengan peluru.
Si pelaku ternyata
telah merencanakan perbuatannya, dipicu oleh tindakan rasisme yang
diterima saat bekerja. Informasi itu terkuak dari dokumen 23 lembar yang
dikirimnya kepada ABC News.
Jurnalis
Amerika Serikat ini dipenggal kepalanya oleh kelompok ISIS. James Foley
mungkin sudah berfirasat maut akan menjemputnya, atau pesimistis tak
ada kemungkinan baginya dibebaskan.
Untuk itu, ia menyempatkan
diri untuk membuat pesan terakhir bagi keluarganya. Pesan terakhir
jurnalis AS itu pun diposting di halaman Facebook 'Free James Foley'
pada Minggu, 24 Agustus 2014.
Seperti dimuat media Telegraph,
Senin 25 Agustus 2014. Bukan tulisan tangan atau pesan elektronik dari
Foley, melainkan pesan lisan yang dihapalkan rekannya. Lalu
diterjemahkan ke dalam bahasa tulisan oleh keluarganya.
ISIS mengklaim menangkap James Foley di Suriah pada akhir 2012 lalu. Setelah ditahan, pada 20 Agustus 2014 beredar video pemenggalannya.
Jurnalis
Jepang Kenji Goto kini sudah tiada, ia dipenggal algojo ISIS. Tapi
namanya tak akan terlupakan bagi warga Negeri Sakura. Video pemenggalan
Kenji Goto beredar pada Sabtu 31 Januari 2015.
Dia dikenang
sebagai sosok pahlawan karena berani menyelamatkan warga lain yang
disandera ISIS, hingga membuatnya turut masuk lingkaran tahanan kelompok
ekstremis tersebut.
Sebuah pesan positif nan mengharukan dari
Kenji Goto beredar baru-baru ini di Twitter. Pesan tersebut juga
mengekspresikan rasa toleransinya dengan warga di Timur Tengah.
Perang
saudara Suriah juga juga menewaskan seorang reporter wanita, Yara
Abbas, dari stasiun televisi pro-pemerintah Suriah al-Ekhbaria TV.
Seperti
dilansir Al-Jazeera, Senin 27 Mei 2013, kejadian bermula saat Yara
bersama juru kamera dan sopir hendak menuju Ibukota Damaskus dari Kota
al-Qussair. Namun tiba-tiba mereka disergap kelompok pemberontak.
Pembunuhan
pun terjadi. Badan Hak Asasi Manusia melaporkan, Yara tewas tertembak
sniper di dekat Bandara Dabaa, al-Qussair Utara. Namun tidak dijelaskan
detail kondisinya.
Menurut lansiran Xinhua, sekitar 150 wartawan
tewas sejak pertempuran pemerintah dan oposisi Suriah dimulai pada Maret
2011. Stasiun TV Pemerintah Suriah Al-Thawra melaporkan, sejauh ini ada
9 orang jurnalis dan 23 kru reporter yang tewas.
Sumber : u.msn.com