BELAJAR DARI RAJAWALI
ENAM HAL YANG PATUT DIPELAJARI DARI
RAJAWALI.
Seekor rajawali dewasa memiliki
tinggi badan sekitar 90 cm, dan bentangan sayap sepanjang 2 m. Ia membangun
sarangnya di puncak-puncak gunung. Sarang itu sangat besar sehingga manusia pun
dapat tidur di dalamnya. Sarang itu beratnya bisa mencapai 700 kg dan sangat
nyaman.
Dengan berdasarkan firman Tuhan, kita akan melihat mengenai beberapa hal yang dapat kita pelajari dari burung rajawali ini, baik itu menyangkut keTuhanan maupun kehidupan kekristenan kita.
Dengan berdasarkan firman Tuhan, kita akan melihat mengenai beberapa hal yang dapat kita pelajari dari burung rajawali ini, baik itu menyangkut keTuhanan maupun kehidupan kekristenan kita.
I. SEMUA BAYI RAJAWALI HARUS BELAJAR
UNTUK TERBANG
Di atas puncak gunung yang tinggi, telur rajawali menetas dan muncullah bayi
rajawali. Seperti layaknya bayi yang lain, hanya ada dua hal yang sangat disukai oleh
bayi rajawali ini untuk dilakukan, yaitu makanan dan tidur. Bayi rajawali akan menghabiskan masa-masa pertamanya di dunia di dalam
sarangnya yang nyaman. Setiap hari, induk rajawali mencarikan makanan untuk bayinya dan menyuapi
mulut bayi yang sudah terbuka untuk menerima makanan. Dengan perut kenyang, bayi itu tidur kembali. Hal itu berlangsung
berulang-ulang dalam hidupnya.
Siklus ini berjalan beberapa minggu, sampai pada suatu hari, induk rajawali ini tebang dan hanya berputar-putar di atas sarangnya memeperhatikan anaknya yang ada di dalamnya.
Kali ini tanpa makanan. Setelah berputar beberapa kali, induk rajawali akan terbang dengan kecepatan tinggi menuju sarangnya, ditabraknya sarang itu dan digoncang-goncangkannya.
Kemudian ia merenggut anaknya dari sarang dan dibawanya terbang tinggi.
Kemudian, secara tiba-tiba, ia menjatuhkan bayi rajawali dari ketinggian. Bayi ini berusaha terbang, tapi gagal.
Beberapa saat jatuh melayang ke bawah mendekati batu-batu karang, induk rajawali ini dengan cepat meraih anaknya kembali dan dibawa terbang tinggi.
Setelah itu dilepaskannya pegangan itu dan anaknya jatuh lagi. Tapi sebelum anaknya menyentuh daratan, ia mengangkatnya kembali. Hal ini dilakukan berulang-ulang, setiap hari. Hingga hanya dalam waktu satu minggu anaknya sudah banyak belajar, dan mulai memperhatikan bagaimana induknya terbang.
Dalam jangka waktu itu, sayap anak rajawali sudah kuat dan ia pun mulai bisa terbang.
Saudaraku, banyak orang Kristen seperti bayi rajawali ini. Terlalu nyaman di
dalam sarangnya. Kita datang ke gereja seminggu sekali untuk mendapatkan
makanan. Kita menunggu pelayan Tuhan untuk memberi mereka “makanan rohani” kedalam
mulutnya.
Kemudian setelah ibadah selesai, kita pulang dan “tidur” lagi, tanpa melakukan firman Tuhan dan hidup tidak berubah. Baru setelah beban-beban berat menindih selama 1 minggu, kita merasakan “lapar” dan butuh diisi makanan, kemudian kita pun pergi lagi ke gereja untuk di-drop makanan lagi.
Kemudian setelah ibadah selesai, kita pulang dan “tidur” lagi, tanpa melakukan firman Tuhan dan hidup tidak berubah. Baru setelah beban-beban berat menindih selama 1 minggu, kita merasakan “lapar” dan butuh diisi makanan, kemudian kita pun pergi lagi ke gereja untuk di-drop makanan lagi.
Ibrani 5:12 Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya
menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari
penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
Ibrani 5:13 Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
Ibrani 5:13 Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
Hal
ini berlangsung terus menerus
berulang-ulang tanpa ada pertumbuhan secara rohani dalam hidup kita.
Sampai
suatu saat, sesuatu pencobaan terjadi dalam hidup kita, sarang
digoncangkan
dengan keras, dan kita tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kita mulai
menyalahkan Tuhan,”Tuhan jahat! Tuhan tidak adil!….” Tidak! Tuhan tidak
jahat! Jika kita mengalami pencobaan dan goncangan berarti
Bapa di surga sedang melatih kita untuk bisa lebih dewasa lagi, agar
kita bisa
siap untuk terbang. Akan sia-sia menjadi rajawali kalau dia tidak bisa
terbang.
Berarti
akan sia-sia menjadi orang Kristen kalau dia tidak pernah dewasa
dalam iman! Akan tetapi perhatikanlah hal ini : setiap pencobaan datang,
Tuhan
tidak pernah membiarkan anak-anakNya jatuh tergeletak, tapi seperti
induk
rajawali, pada saat kritis, ia menyambar anaknya untuk diangkat kembali.
Beban berat boleh datang, tapi kemudian mulailah untuk berdoa. Mulailah
membuka Alkitab dan membaca firman Tuhan.
Setelah itu kita akan menyadari bahwa jawaban doa itu telah datang. Masa-masa
sukar akan selalu ada di depan kita, tapi kita akan menemukan diri kita selalu
penuh dengan
pengharapan jika kita tetap berdiri pada kebenaran firman Allah.
Apa yang sedang terjadi ? Ternyata kita sedang merentangkan sayap kita ! Kita sedang belajar terbang ! Tuhan mengangkat dan memuliakan kita melalui pencobaan-pencobaan yang kita alami.
Jika induk rajawali melatih anaknya untuk mempergunakan sayapnya,Tuhan melatih kita untuk mempercayai firmanNya dan mempergunakan iman kita.
pengharapan jika kita tetap berdiri pada kebenaran firman Allah.
Apa yang sedang terjadi ? Ternyata kita sedang merentangkan sayap kita ! Kita sedang belajar terbang ! Tuhan mengangkat dan memuliakan kita melalui pencobaan-pencobaan yang kita alami.
Jika induk rajawali melatih anaknya untuk mempergunakan sayapnya,Tuhan melatih kita untuk mempercayai firmanNya dan mempergunakan iman kita.

Berbeda dengan jenis burung lainnya, rajawali diciptakan untuk terbang di tempat-tempat yang tinggi, jauh dari pandangan mata telanjang dan jauh dari jangkauan para pemburu. Burung rajawali memiliki keunikan, jika ia berada di alam bebas, akan menjadi burung yang paling bersih di antara burung lainnya, tapi jika dia berada di dalam ‘penjara’dan terikat, ia akan menjadi burung yang paling kotor (hal ini dikarenakan rajawali mengkonsumsi makanan yang berbeda dengan burung lainnya).
Saudaraku, Tuhan menciptakan kita untuk selalu terbang dan berada di tempat
yang tinggi, yaitu selalu berada dalam hadiratNya dan bebas dari kontrol dunia.
Jika orang kristen berada dalam ikatan-ikatan duniawi, ia akan menjadi orang
yang terkotor dibandingkan dengan orang lain.
II Tesalonika 1:9 Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya,
II Tesalonika 1:9 Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya,
3. RAJAWALI TIDAK TERBANG, TAPI
MELAYANG
Rajawali tidak terbang seperti layaknya burung-burung yang lain, mereka terbang dengan mengepak-kepakkan sayapnya dengan kekuatan sendiri. Tapi yang dilakukan rajawali ialah melayang dengan anggun, membuka lebar-lebar kedua sayapnya dan menggunakan kekuatan angin untuk mendorong tubuhnya. Yang membuat rajawali sangat spesial ialah ia tahu betul waktu yang tepat untuk meluncur terbang. Ia berdiam di atas puncak gunung karang, membaca keadaan angin, dan pada saat yang dirasa tepat ia mengepakkan sayapnya untuk mendorong terbang, lalu membuka sayapnya lebar-lebar untuk kemudian melayang dengan menggunakan kekuatan angin itu.
Rajawali tidak terbang seperti layaknya burung-burung yang lain, mereka terbang dengan mengepak-kepakkan sayapnya dengan kekuatan sendiri. Tapi yang dilakukan rajawali ialah melayang dengan anggun, membuka lebar-lebar kedua sayapnya dan menggunakan kekuatan angin untuk mendorong tubuhnya. Yang membuat rajawali sangat spesial ialah ia tahu betul waktu yang tepat untuk meluncur terbang. Ia berdiam di atas puncak gunung karang, membaca keadaan angin, dan pada saat yang dirasa tepat ia mengepakkan sayapnya untuk mendorong terbang, lalu membuka sayapnya lebar-lebar untuk kemudian melayang dengan menggunakan kekuatan angin itu.
Saudaraku, angin sering disebutkan dalam Alkitab sebagai penggambaran dari Roh Kudus. Kita dapat belajar untuk bekerja sama dengan Roh Kudus dan membiarkan-Nya mengangkat kita lebih tinggi lagi, semakin dekat dengan Tuhan Yesus.
Seringkali kita ‘terbang’ dengan kekuatan kita sendiri, hasilnya kita menemui banyak kelelahan, kekecewaan dan kepahitan dalam hidup ini. Tapi belajar dari rajawali, kita mau untuk ‘terbang’ melintasi kehidupan ini dengan mengandalkan Roh Kudus.
Roma 15:13 Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.
Angin, juga berbicara mengenai kesulitan-kesulitan hidup. Badai sering
menggambarkan adanya pergumulan dalam hidup ini. Bagi rajawali, badai adalah
media yang tepat untuk belajar menguatkan sayapnya. Dan ia terbang semakin
tinggi dan melawan kencangnya badai tersebut. Dia terbang menembus badai itu, melayang di dalamnya, melatih sayapnya untuk
lebih kuat lagi. Orang ‘Kristen Rajawali’ seharusnya mengucap syukur dalam
menghadapi berbagai-bagai pencobaan. Karena saat itulah saat yang tepat bagi kita untuk mempergunakan pencobaan
sebagai media untuk menguatkan sayap-sayap iman kita.
4. RAJAWALI MEMILIKI WAKTU KHUSUS
UNTUK PEMBAHARUAN
Ketika rajawali berumur 60 tahun, ia memasuki periode pembaharuan. Seekor rajawali akan mencari tempat tinggi dan tersembunyi di puncak gunung. Ia berdiam disitu, membiarkan bulu-bulunya rontok satu demi satu. Rajawali ini mengalami keadaan yang menyakitkan dan sangat mengenaskan selama kira-kira 1 tahun. Ia menunggu dengan sabar selama proses ini berlangsung, dan setiap hari ia membiarkan sinar matahari menyinari tubuhnya untuk mempercepat proses penyembuhannya. Melalui proses ini, bulu-bulu barupun tumbuh, dan rajawali menerima kekuatan yang baru sehingga ia mampu untuk bertahan hidup hingga umur 120 tahun, seperti normalnya rajawali hidup.
Ketika rajawali berumur 60 tahun, ia memasuki periode pembaharuan. Seekor rajawali akan mencari tempat tinggi dan tersembunyi di puncak gunung. Ia berdiam disitu, membiarkan bulu-bulunya rontok satu demi satu. Rajawali ini mengalami keadaan yang menyakitkan dan sangat mengenaskan selama kira-kira 1 tahun. Ia menunggu dengan sabar selama proses ini berlangsung, dan setiap hari ia membiarkan sinar matahari menyinari tubuhnya untuk mempercepat proses penyembuhannya. Melalui proses ini, bulu-bulu barupun tumbuh, dan rajawali menerima kekuatan yang baru sehingga ia mampu untuk bertahan hidup hingga umur 120 tahun, seperti normalnya rajawali hidup.
Saudaraku, seperti rajawali, orang kristen perlu memiliki waktu-waktu khusus
untuk proses pembaharuan dalam hidup ini. Membiarkan hal-hal lama yang tidak
berguna lagi ‘rontok’ dan menanti-nantikan dengan sabar pemulihan dari Tuhan.
Pembaharuan adalah prinsip Ilahi, dimana Allah memotong segala sesuatu yang
tidak menghasilkan buah dalam hidup kita ini agar kita mampu berbuah lebat.
II Kor. 5:4 (ttg memakai pakaian yg baru tapi masih memakai baju yang lama)
Selama kita menantikan Dia, relakan proses pembaharuan itu berlangsung.
Selama kita menantikan Dia, relakan proses pembaharuan itu berlangsung.
5. RAJAWALI JUGA KADANG-KADANG
SAKIT, SEPERTI MANUSIA
Ketika rajawali mengalami sakit di tubuhnya, ia terbang ke suatu tempat yang sangat disukainya, di mana ia dengan leluasa dapat menikmati sinar matahari. Ekonomi, rumah tangga, pekerjaan, pelayanan, atau sakit rohani kita, apakah kita juga mencari Allah yang memainkan peranan penting dalam hidup kita, yang juga merupakan sumber kesembuhan bagi segala macam ‘penyakit’ ?
Matius 7:8 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Ketika rajawali mengalami sakit di tubuhnya, ia terbang ke suatu tempat yang sangat disukainya, di mana ia dengan leluasa dapat menikmati sinar matahari. Ekonomi, rumah tangga, pekerjaan, pelayanan, atau sakit rohani kita, apakah kita juga mencari Allah yang memainkan peranan penting dalam hidup kita, yang juga merupakan sumber kesembuhan bagi segala macam ‘penyakit’ ?
Matius 7:8 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

Ketika rajawali berada dalam keadaan mendekati waktu kematiannya, ia terbang ke tempat yang paling disukainya, di atas gunung, menutupi tubuhnya dengan
kedua sayapnya, memandang ke arah terbitnya matahari, lalu….mati.
Saudaraku, sudah selayaknya, semua orang Kristen mati dengan mata dan hati
tetap tertuju pada Yesus sebagai sumber dari pengharapan dan jaminan di dalam
kehidupan kekal.
Mazmur 26:3 Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.
Mazmur 26:3 Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.
Jadilah KRISTEN RAJAWALI yang selalu
belajar mengandalkan Tuhan dan memperkuat otot iman kita, supaya goncangan,
godaan, kesulitan atau badai hidup tidak akan membuat kita terjatuh tetapi kita
akan terbang semakin tinggi seperti rajawali.
Berikanlah waktu untuk Tuhan agar hidup kita selalu dibaharui di dalam kasih Anugerah-Nya. Situasi apapun yang saat ini kita hadapi carilah Yesus sebagai jalan untuk keluar dari situasi tersebut. Jangan cari jalan lain. Hidup kita hanyalah singkat!! tapi apakah kita sudah memanfaatkan kesempatan kita hidup dalam dunia untuk memuliakan Tuhan. Tetaplah setia sampai Tuhan datang.
Berikanlah waktu untuk Tuhan agar hidup kita selalu dibaharui di dalam kasih Anugerah-Nya. Situasi apapun yang saat ini kita hadapi carilah Yesus sebagai jalan untuk keluar dari situasi tersebut. Jangan cari jalan lain. Hidup kita hanyalah singkat!! tapi apakah kita sudah memanfaatkan kesempatan kita hidup dalam dunia untuk memuliakan Tuhan. Tetaplah setia sampai Tuhan datang.
“Orang-orang muda menjadi lelah dan
lesu dan terlunta-terlunta jatuh tersandung,
tetapi orang-orang yang
menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru:
mereka seumpama rajawali yang
naik terbang dengan kekuatan sayapnya;
mereka berlari dan tidak menjadi lesu,
mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”
Yes 40:30-31
Sumber: friendofgodministry.com