Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

YAYASAN DOULOS PERWAKILAN MAKASSAR

Tahun 1999 yayasan Doulos melebarkan sayap ke Makassar. Perwakilan Doulos Makassar (PDM) didirikan pada tanggal 9 September 1999. Doulos Makassar lahir karena didasari atas keterbebanan pada generasi muda. Terutama untuk melayani warga gereja yang terlibat
narkoba. Maka dibukalah tempat rehabilitas Yayasan Doulos, koordinatornya Anita Hutapea. Pelayanan dimulai dari  mengontrak satu rumah di  jl. Timah dengan daya tamping 15 orang. Dengan berjalannya waktu dan bertambah pula kebutuhan pelayanan, akhirnya dibukalah visi pelayanan untuk anak usia dini, dengan  mendirikan sekolah Taman Kanak-kanak Immanuel.
Tahun 2015 PDM memasuki usia 16 tahun, banyak suka dan duka yang dialami. Dengan segala keterbatasan yang ada baik SDM, dana, sarana dan prasarana mereka tetap semangat dalam pelayanan karena melihat jiwa-jiwa dipulihkan dan mengalami perjumpaan dengan Kristus.
Selanjutnya, tahun 2012, setelah melewati pergumulan panjang, lima kali berpindah kantor, mengontrak dari rumah ke rumah akhirnya mereka mendapat fasilitas gedung asrama dan TK yang ditempati. Atas hal ini mereka mengimani: “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang (Amsal 23:18)”. Atas dasar firman tsb diambillah kata  MASIH ADA HARAPAN menjadi moto lembaga ini. Mereka melihat generasi muda yang tadinya dianggap tak berguna, bahkan disebut sampah masyarakat dianggap tidak berarti, tetapi ketika melihat hal tsb mereka yang tadinya nothing menjadi something. Penekanannya adalah pemulihan pribadi, keluarga dan jamahan Kristus.
Keberadaan Panti Rehabilitasi Doulos Makassar juga diakui oleh pemerintah daerah dan terdaftar di Departemen Agama Kota Makassar. Tahun 1999 terdaftar di Dinas Sosial Kota Makassar dan terdaftar di Provinsi Sulawasi Selatan pada tahun 2001. Tidak hanya sampai disitu, Yayasan Doulos Makassar pun pernah mendapat penghargaan. Dalam hal ini BNNP Provinsi Sulawesi Selatan memberikan penghargaan pada Yayasan Doulos Makassar karena turut berperan aktif dalam menangani permasalahan penyalahgunaan Narkoba di tingkat provinsi.
Tahun 2003 dan tahun 2012 oleh BNN memberikan penghargaan tingkat nasional pada yayasan Doulos Makassar. Tahun 2013 ditunjuk sebagai salah salah satu lembaga Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) oleh Kementerian Sosial.
Apa yang mereka lakukan di Makassar? Jawab Anita: “Kami sudah tentu memulainya dengan ketaatan. Kata kuncinya adalah TAAT. Bekerjalah selagi hari masih siang, tetap fokus, konsisten dan kuat di dalam Tuhan sehingga pelayanan Yayasan Doulos Makassar tetap dapat berjalan. Semua semata-mata karena kasih dan kemurahan Tuhan yang mempercayakan pelayanan itu,” ujarnya.
Sesungguhnya ada banyak mimpi-mimpi dan harapan pada yayasan ini. “Lembaga semakin berkembang, tetapi satu hal yang mereka minta adalah penyertaan Tuhan agar tetap memakai lembaga ini sebagai alat bagi kemuliaan-Nya”. Apa yang tak pernah dilihat oleh mata, dan tidak  pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia. Semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia (I Korintus 2: 9).

Ketua Doulos Makassar, perempuan kelahiran Jakarta, 12 Maret 1971 ini bergabung dengan Doulos tahun 1993-1995 sebagai tenaga administrasi di majalah EsoK (Engkau Selamat Oleh Kristus) Yayasan Doulos Jakarta. Tahun 1996  sebagai administrasi dan keuangan di Panti Rehabilitasi Fisik & Mental Doulos, Bandung. Tahun 1997 – 1999  Sekretaris di STT Doulos Bandung. Lalu, tahun 1999 merintis pelayanan di Yayasan Doulos Perwakilan Makassar sebagai Sekretaris. Sejak tahun 2001 hingga sekarang menjadi Ketua Yayasan Doulos Perwakilan Makassar.
Bagaimana ceritanya pengalaman Anita selama bergabung dengan Yayasan Doulos? “Saya bergabung dengan Yayasan Doulos bulan September 1993. Sebelumnya pekerjaan saya terakhir adalah sebagai tenaga lepas disalah satu instansi pemerintah yang bertugas untuk entry data. Namun saya tertekan dengan atmosphere dalam ruang lingkup pekerjaan saya. Dikemudian hari, saya mengerti yang membuat saya tertekan di sana adalah spirit yang bukan berasal dari Roh Kudus, akhirnya pilihan hati saya bergabung dengan Doulos”, ujar perempuan yang menempuh pendidikan Discipleship Training School dan School And Leadership Training di YWAM Bandung, ini.