Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KONSUMSI TEMPE MENGURANGI DEPRESI DAN BAIK UNTUK KESEHATAN

Oleh : Marlina Siringoringo. S.Th 
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri.  

Seorang peneliti yang bernama Maslim mengatakan  depresi adalah suatu kondisi yang dapat disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa aminergik neurotransmiter seperti noradrenalin, serotonin, dopamin pada sinaps neuron di SSP terutama pada sistem limbik. Neurotransmiter yang terkait dengan patologi depresi adalah serotonin dan epineprin. Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi, dan pada pasien bunuh diri, beberapa pasien memiliki serotonin yang rendah. 
Di dalam otak, serotonin mempengaruhi mood/perasaan seseorang, mempengaruhi keinginan/hasrat seseorang terhadap itas, memunculkan rangsang lapar, mengantuk, mengatur suhu tubuh dan berperan penting dalam aktivitas memory dan proses pembelajaran. Serotonin juga berfungsi sebagai pengatur tidur, selera makan, dan libido. Serotonin bersama-sama dengan norepinefrin dan dopamin memfasilitasi gerak motorik yang terarah dan bertujuan. Dari penelitian dengan alat pencitraan otak terdapat penurunan jumlah reseptor pos-sinap 5-HT1A dan 5-HT2A pada pasien dengan depresi berat. Adanya gangguan serotonin dapat menjadi tanda kerentanan terhadap kekambuhan depresi.
Makanan dikenal mempengaruhi fungsi otak. Beberapa unsur makanan mempengaruhi kimia otak yang disebut pemancar saraf (neurotransmitter), yang penting untuk kesiapan jiwa dan fisik, menyebabkan tidur tenang, dan mengurangi perasaan depresi. Triptofan merupakan prekursor serotonin. Triptofan juga menurun pada pasien depresi. Penurunan kadar triptofan juga dapat menurunkan mood pada pasien depresi yang remisi dan individu yang mempunyai riwayat keluarga menderita depresi. Memori, atensi, dan fungsi eksekutif juga dipengaruhi oleh kekurangan triptofan.

Dalam sepotong tempe, terkandung berbagai unsur yang bermanfaat, seperti protein, lemak, hidrat arang, serat, vitamin, enzim, daidzein, genestein serta komponen antibakteri dan zat antioksidan yang berkhasiat sebagai obat, diantaranya genestein, daidzein, fitosterol, asam fitat, asam fenolat, lesitin dan inhibitor protease (Cahyadi, 2006). Triptofan dapat diperoleh dari bahan makanan seperti tempe, karena ada perubahan kandungan asam amino selama proses pembuatan tempe. Telah dibuktikan dalam sebuah penelitian bahwa kandungan protein tempe menurun tetapi kandungan asam amino meningkat. Kandungan triptofan yang tinggi pada tempe tersebut dapat meningkatkan kandungan serotonin yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai neurotransmitter, sehingga dapat dikonsumsi sebagai antidepresan. 

Selain menghilangkan rasa lapar dan mencukupi kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan tubuh seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral, dalam makanan sehari-hari perlu memperhatikan kandungan zat gizi lain yang ternyata dibutuhkan tubuh untuk sistem kerja syaraf. Untuk itu, makanlah sumber bahan makanan bervariasi yang Tuhan telah  sediakan di alam sekitar kita. Semoga bermanfaat, Tuhan Yesus Memberkati.