DARI KAMPUS KE PARLEMEN
Oleh : Nikanor Saguruk S. Th., M. Si (Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kep. Mentawai 2014-2019
“Salam sejahtera dalam kasih Kristus Yesus Tuhan kita.”
Ini kesaksian saya sebagai Alumni Sekolah Tinggi Teologia Doulos Jakarta (STTDJ) angkatan 1997. Saat ini saya adalah Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai (periode 2014-2019). Saya
ingin menceritakan, berbagi cerita tentang pengalaman bagaimana penyertaan
“Salam sejahtera dalam kasih Kristus Yesus Tuhan kita.”
Ini kesaksian saya sebagai Alumni Sekolah Tinggi Teologia Doulos Jakarta (STTDJ) angkatan 1997. Saat ini saya adalah Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai (periode 2014-2019). Saya
ingin menceritakan, berbagi cerita tentang pengalaman bagaimana penyertaan
serta pertolongan Tuhan Yesus Kristus dalam hidup saya selama saya belajar di STTDJ. Saya menyaksikan dan merasakan penyertaan Tuhan sungguh luarbiasa. Ketika saya dan teman-teman mengalami peristiwa pembakaran STTDJ. Pada saat kejadian itu, saya merasa ketakutan. Rasa-rasanya hampir putus asa. Pasca kejadian itu, sebenarnya saya sudah tidak memiliki harapan lagi untuk bisa melanjutkan kuliah. Namun, berkat kasih Tuhan dan pengharapan-Nya, saya memiliki keyakinan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan saya, seperti janji firman-Nya yang tertulis dalam Injil Yohannes 14:8 “…Tuhan tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Hal itulah yang menjadi keyakinan dan kekuatan saya.” Pendek cerita saya akhirnya bisa menyelesaikan tugas belajar di Doulos, tahun 2003. Setelah menyelesaikan kuliah dan tanpa berpikir panjang dan dengan bermodalkan ijazah sarjana teologia serta dengan keyakinan, keberanian, dalam doa saya meminta kekuatan dari-Nya menjadi politisi. Saat itu bersamaan lahirnya partai Kristen dibawah pimpinan Dr. Ruyandi Hutasoit sebagai Ketua Umum Partai Damai Sejahtera (PDS) yang ketika itu beralamat di Kelapa Gading, Jakarta. Saat itu saya menghadap pak Ruyandi untuk menawarkan gagasan saya untuk bisa menjadi pengurus Partai Damai Sejahtera (PDS) di daerah Sumatera Barat. Tanpa menunggu lama dan berpikir panjang beliau merespon dan permintaan saya, menetapkan saya sebagai Sekretaris Partai Damai Sejahtera di Kabupaten Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat, di kampung saya. Tentu melalui prosedur yang benar, Surat Keputusan resmi. Sejak itu saya antusias menjadi politisi, saya berpikir ini momentum harus ditangkap. Dalam rangka mengaktifkan visi-misi PDS. Dan akhirnya, tahun 2004 saya maju dan mencalonkan diri menjadi calon anggota legislatif di Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk periode 2004-2009. Puji Tuhan, saya terpilih, dan periode berikutnya juga terpilih hingga kemudian dipercayakan menjadi menjadi anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai periode 2004-2009, dan menjadi Wakil Ketua DPRD.
Mengapa terjun ke politik? Sebagai anak bangsa, saya memiliki mimpi tentang sosok pemimpin masa depan Indonesia, khususnya masyarakat yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai, kampung saya. Mimpi saya saat itu, sederhana saja. Saya ingin ada seorang pemimpin yang bisa membawa Kabupaten Kepulauan Mentawai menjadi Kabupaten yang memiliki masyarakat sejahtera dan makmur, serta memiliki anak-anak muda yang berpendidikan tinggi. Mimpi dan angan-angan itu terus saja bergelora dalam benak saya. Hal itu terus tersemat dalam pikiran. Saya menetapkan diri harus menjadi teladan, simbol bagi anak-anak muda Mentawai. Menjadi pemersatu di tengah masyarakatnya yang masih tertinggal jauh dibanding wilayah lainnya. Maka, ketika saya dipercayakan rakyat Mentawai menjadi wakil rakyat, saya mendatangi dusun-kampung-desa, serta berbincang dengan masyarakat. Masyarakat mengadu pada saya tentang kondisi mereka. Artinya, sebagai wakil rakyat saya mencoba menunjukkan fungsi saya sebenarnya, kemanfaatan kehadiran saya di legislatif. Ternyata, warga Mentawai pun kembali memberikan kepercayaan pada saya menjadi wakil (periode 2009-2014) mereka. Pada Pemilu sebelumnya, saya maju kembali mencalonkan diri melalui partai yang sama yaitu PDS. Puji Tuhan saya terpilih kembali untuk yang kedua kalinya. Saya menjadi Pimpinan DPRD (WAKIL KETUA DPRD KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ) MASA BAKTI TAHUN 2009 – 2014, BERSAMAAN PADA SAAT ITU JUGA MENJADI KETUA FRAKSI PDS).
Perjalanan kehidupan terus berjalan. Tugas politisi, proses politik terus terjadi. Saya dengan latar belakang teologia harus terus mengasah diri. Terus mengembangkan diri melayani masyarakat sebagai wakil rakyat yang punya peran. Hingga masa tugas saya sebagai anggota DPRD periode 2009-2014. Pemilu 2014, PDS tak lolos. Tetapi semangat perjuangan harus terus digelorakan. Di titik ini saya punya pemikiran lain. Saya berpikir bahwa Karir politik saya belum berakhir. Karena itu, saya bergabung dengan partai Nasional Demokrat (NasDem). Melalui partai NasDem saya kembali tampil ikut bertarung dalam pemilihan calon anggota legislatif. Puji Tuhan, Saya kembali terpilih sebagai anggota legislatif untuk yang ketiga kalinya pada periode 2014-2019. Saya juga bisa menyaksikan melalu kepemimpinan bapak Surya Palloh, sebagai Ketua Umum Partai NasDem membawa gebrakan baru. Beliau memberikan kembali kepercayaan kepada saya untuk menjadi salah satu unsur Pimpinan DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai periode 2014-2019. Di titik ini saya menyaksikan karya Tuhan Yesus sebagai Kepala Gereja. Itu semata-mata karena pertolong-Nya. Bukan hanya itu sebenarnya, ada beberapa organisasi yang memberikan ruang untuk saya mengabdi, meminta pengabdian dan berbakti bagi saya di antaranya; saya Ketua PERBAKIN Kepulauan Mentawai, Ketua PMI Kepulauan Mentawai, Ketua GAMKI Kepulauan Mentawai, Personalia Humas Yayasan Kaum Mentawai, Ketua Komite SMA Setia Plus Setia, Majelis Pertimbangan Pemuda Pancasila Kepulauan Mentawai, MPIKNPI. Direktur Eksekutif Lembaga Sumbangan Agama Kristen Indonesia (LEMSAKTI), Pendiri Sekolah Tinggi Ekonomi dan Ilmu Management serta mengajar pada SMA Setia Plus serta beberapa organisasi lainnya. Hal inilah yang terus saya syukuri pada Tuhan dari semua pengalaman serta berkat yang saya terima dari-Nya. Jadi melalui kesaksian singkat ini tak lupa saya pesankan kepada semua saudara, sahabat, khususnya adik-adik mahasiswa di STT Doulos dan juga untuk teman-teman Alumni dimana pun berada. “Jangan mengandalkan kekuatan kita sendiri. Setiap persoalan yang kita alami biarlah Tuhan yang pimpin. Marilah kita belajar untuk mengandalkan kekuatan Tuhan dalam hidup kita. Belajarlah bagaimana kita mengucap syukur kepada Tuhan dan memberi yang terbaik, sebagai seorang pribadi ataupun sebagai seorang pemimpin. Tetaplah bersemangat. Bersabar dalam segala hal. Tekun dan selalu mengadalkan Tuhan. Dan jadilah bermakna. Sebab seseorang mampu memberikan bimbingan serta senantiasa menjadi contoh dan teladan di ruang-ruang mana kita berkarya. Perkataan dan memelihara kewibawaan, itulah yang menjadi semangat saya.
Demikianlah kesaksian atau pengalaman singkat ini. Pesan saya. Kita berada dalam bingkai Negara kesatuan, kita sadar bahwa demokrasi berbicara tentang keadilan, berbicara tentang kebahagiaan, serta bicara tentang kesamaan hak, itu artinya kita perlu menghargai pendapat orang lain. Jelas, bahwa kita memilik hak yang sama dalam hukum dan jabatan publik dengan anak bangsa lainya. Asal kita menunjukkan kualitas dan konsistensi kita juga perjuangan kita. “Keberhasilan sejatinya tidak ada yang gampang. Semuanya harus diusahakan, diperjuangkan dengan kerja keras”. Tak ada keberhasilan yang dicapai dengan gampang. Semua dicapai penuh dengan perjuangan. Keberhasilan tanpa melalu kesulitan pasti adalah keberhasilan tanpa akar. Jelas, setiap yang tidak ada akarnya pasti gampang tumbang. Bagi saya berjuang untuk kemaslahatan masyarakat, bukan hanya memperjuangkan diri sendiri. Sekali lagi pesan saya, tatkala kita tertimpa ujian, mari sadari itu ujian disiapkan Tuhan untuk membentuk sikap mental kita. “Ujian dan tantangan itulah yang membuat kita sesungguhnya menjadi berhasil, asal tetap teguh di dalam Tuhan, niscaya kita bisa bertumbuh”. Dengan kita melewati berbagai ujian, itu artinya kita menaik pada tangga yang lebih tinggi. Artinya, kita akan diberikan kepercayaan untuk tanggung-jawab lebih besar. Pertanyaanya adakah kita menyambut ujian itu sebagai tangga untuk naik? Itu poinnya. Doulos telah banyak memberikan penalaran untuk kehidupan bagi saya. Doulos mengajarkan menjadi pelayan, pengajar dan pemimpin. Poinnya bagaimana hidup dalam bimbingan Tuhan. Saya merasakan pembentukan mental di Doulos, ketika di kampus dulu. Saya diajar berdisiplin dan berpuasa. Dan bagaimana kita bertahan melewati setiap rintangan. Satu pengalaman yang membekas, sebagaimana kesaksian saya di atas ketika tragedi di Doulos. Doulos pernah diserang bahkan dihancurkan, tetap tetap hingga kini tetap bertahan, survive. Saya juga salah satu korban yang dianiaya yang selamat dari kejadian yang memilukan itu. Kita tak boleh kalah oleh tekanan. Doulos sudah melewati itu semua. Sudah beranjak jauh dari pengalaman yang getir itu, hingga bisa berusia 40 tahun seperti sekarang ini. Jelas perjalanan panjang, pasti menapakinya tidak mudah. Sudah pasti banyak onak dan duri, tetapi Doulos telah mengajarkan kita tetap bertahan. Sabar dalam penderitaan, itulah salib dan itulah Doulos. Menjadi anak Tuhan, berhati hamba tetap rendah hati. Itu juga pesan untuk kita semua, agar kita tetap konsisten dalam lewati penyertaan Tuhan bagi kita. Amin!
Salam dan doa,
Nikanor Saguruk S. Th., M. Si - Alumni STT Dolulos Jakarta-angkatan 1997.
Saat ini Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai (periode 2014-2019)