INDAH TANPA AKHIR
Brunhilde Griesing, EFG Darmastadt, German
Schön ohne Ende!
Glückwunsch und Dankeschön aus Deutschland 02.02.2105
Bevor ich zum ersten Mal nach Indonesien kam, wusste ich nichts darüber. Die Stop-out Einsätze, Besuche und Reisen haben mir eine neue Welt mit Menschen, Land und Kultur eröffnet. Besonders haben das Glaubensleben nach Jüngerschaftsprinzip, das große Vertrauen in Gott und die unglaubliche
Initiative im Dienst für Menschen meinem Glauben eine neue Dimension gegeben. Der ganzheitliche Ansatz ist beispielhaft. Darum habe ich Sehnsucht, wieder zu kommen und mehr zu lernen.
Die 4 geistlichen Gesetzte und Campus Crusadefor Christ kannte ich bereits aus meiner Jugend. Mein Glaube ist durch Gemeindearbeit und Weiterbildung gewachsen. Viele Menschen in meinem Leben haben meine Gotteserkenntnis und mein Wachstum geprägt.
Erst mit dem Doulos-Ansatz in Stufen zu lernen und Glaubensdimensionen zu sehen wurde ich befähigt, über meine menschlichen Grenzen und meinen Glauben hinaus zu gehen. Jüngerschaft leben heißt, zu glauben, Glauben zu festigen, Gemeinschaft zu suchen, Lebensgestaltung inklusive Gesundheit zu entwickeln, Gottes Plan für mein Leben zu entdecken und zu beschreiten. Gott nahe zu sein, Heilung an Leib, Seele und Geist zu erfahren ist mein Glück und Fülle in meinem Leben.
Dies hat meine Glaubens- und Denkwelt unglaublich bereichert. Das Gebet füreinander, meine Initiative und Maßnahmenverfolgung im Leben sind sehr intensiv geworden. Eine Initiative für Menschen, insbesondere derer die sich uns entgegen stellen und auch einen liebevollen Umgang mit Muslimen haben mich in den Jahren mit Doulos rundum erneuert. Das Gelernte weiterzugeben hat die Aktivitätenin in meinem Leben durchgestartet. Da sind kleine Momente, in denen ich einer Kollegin und Christin die 4 geistlichen Gesetze erzähle und sie mir antwortet „Das hat mir noch niemand so erklärt“. Wow, Gott, das tust Du!
Es lässt mich erkennen, dass nichts uns einschüchtern soll. Die Auswirkungen werden wir erst im Himmel kennen lernen. Aber es ist schon jetzt klar, dass nur die Anwendung des Gelernten Gottes Werk an uns umsetzen kann.
1. Joh. 5,4 Unser Glaube ist der Sieg, der die Welt überwunden hat.
Ich danke den Mitarbeitern und Leitern bei YayasanDoulos, verbundenen Ehemaligen und Freunden für ihr gelebtes Zeugnis. Was wir gehört und gesehen haben, hat uns reich beschenkt.
Ich fragte mich jedes Mal, was wir schon tun können im Dienst für die Menschen in Indonesien. Doch wenn man in die Gemeinschaft kommt, werden Herz und Sinne berührt. Auch Not und Mangel hat uns betroffen gemacht.
Man bemerkt wie Gott seinen Plan mit uns umsetzt. Das inmitten der wunderschönen Landschaft und indonesischen Menschen. Sie tun mir gut in ihrer Art. – Schön ohne Ende!
Dieses Papier reicht nicht aus, Eindücke und Erlebnisse zu beschreiben.
Wieviel mehr will Gott uns noch beschenken, weil er und uns Menschen so sehr liebt!
Was können wir so nach Deutschland bringen? Deutsche sind so beschäftigt, aber viele Treffen in der EFG Ahastrasse haben zu Begeisterung, Gebet und Unterstützung für Euch geführt. Wir singen ein Lied in Indonesisch, probieren die leckeren Speisen, zeigen Bilder und teilen über die große Entfernung Glauben, Freuden und Leid. Wir teilen Anliegen und auch Glaubenserfahrungen aus. Auch Campus Crusadefor Christ Indonesia, christliche Partei PDS. Viele Kontakte haben einen bleiben Eindruck in Deutschland hinterlassen.
So haben wir den Kindern in der Ahastrasse von Indonesien erzählt. Ein Junge berichtete: Mama, Mama, die Indonesier essen Reis morgens, mittags und abends.
Wir lieben Euch und freuen uns sehr, demnächst wieder nach Indonesien zu fliegen.
Wir brauchen es, uns selbst nicht zu begrenzen, sondern Gott sein Werk durch uns tun zu lassen. Vieles verstehen oder kennen wir nicht. Aber es hindert uns nicht, die nächsten Schritte zu gehen.
Brunhilde Griesing, EFG Darmstadt, Deutschland
INDAH TANPA AKHIR.
Sebelum saya untuk pertama kalinya datang ke Indonesia, saya tidak tahu apa-apa soal pelayanan di Indonesia. Program-program Stop-Out, kunjungan-kunjungan dan perjalanan-perjalanan telah membuka sebuah dunia baru dengan budaya dari suatu Negara yang baru bagi saya. Terlebih lagi kehidupan iman berdasarkan prinsip pemuridan, kepercayaan yang besar dalam Tuhan dan insiatif pelayanan yang luarbiasa untuk sesama manusia telah memberikan sebuah dimensi baru terhadap iman saya. Pendekatan pelayanan yang menyeluruh seperti ini telah menjadi teladan bagi saya. Oleh karena itu saya mempunyai satu kerinduan untuk datang kembali dan belajar lebih banyak.
Buku kecil 4 Hukum Rohani dan lembaga ‘Campus Crusade for Christ’sudah saya kenal sejak masa pemuda. Ketika itu iman saya bertumbuh melalui pelayanan dan pelatihan di gereja. Sejak itu banyak orang telah membantu saya dalam pengenalan akan Allah dan pertumbuhan iman.
Untuk pertama kalinya, ketika saya berada bersama dalam pelayanan Doulos, saya belajar pelajaran dengan tahapan dan untuk melihat dimensi iman yang baru, sehingga melaluinya saya dimampukan untuk menerobos batas kemanusiaan dan iman untuk melayani ke luar. Bagi saya pemuridan berarti beriman, menguatkan iman, mencari persekutuan, membangun hidup termasuk memelihara kesehatan, menemukan rencana Tuhan dalam hidup dan menjalaninya. Mengalami kedekatan dengan Allah, kesembuhan tubuh, jiwa dan roh adalah keuntungan dan kepenuhan dalam hidup saya.
Semua ini telah memperkaya dunia iman dan pikiran saya; doa untuk sesama, inisiatif dan pembenahan hidup yang mencakup aturan, usaha-usaha dalam hidup telah menjadi sangat intensif. Inisiatif membantu sesama, khususnya yang menentang kita dan juga pergaulan yang manis dengan saudara-saudara Muslim, semua ini dialami dalam tahun-tahun bersama Doulos, yang sudah memperbaharui hidup saya.
Prinsip membagikan kembali kepada orang lain apa yang diajarkan, telah memotivasi untuk memulai banyak kegiatan dalam hidup saya. Misalnya, pada saat tertentu, saya mendapat pengalaman membagi isi buku keci 4-Hukum Rohani kepada kolega yang Kristen di tempat pekerjaan, dimana sesudahnya ia menjawab demikian, “penjelasan ini belum pernah seorang pun menyampaikan kepada saya.” Wow, Allah, Engkau yang melakukannya!
Saya menjadi sadar, bahwa tidak ada yang perlu ditakuti. Hasilnya akan kita mengerti ketika berada di surga. Namun jelas saat ini, bahwa yang diperlukan hanyalah penerapan dari apa yang diajarkan dari pekerjaan Allah. Iman kita telah mengalahkan dunia“ (1 Johanes 5:4)
Saya bertanya-tanya tiap kali, apa yang sudah kami lakukan untuk orang-orang di Indonesia. Demikianlah telah terjadi, ketika kami melangkah masuk dalam pelayanan, maka dengan sendirinya banyak hati dan pengertian akan tersentuh dan sebaliknya penderitaan dan kekurangan jemaat telah menyentuh hati kami. Dapat disadari bagaimana Tuhan bersama kami melaksanakan rencana-Nya diantara orang-orang Indonesia yang dilayani dan dalam linkungan alam yang indah. Semua ini dengan segala keunikannya mendatangkan kebaikan di dalam saya. Indah tanpa akhir!
Kertas ini tidak mampu menjelaskan kesan dan pengalaman-pengalaman.
Apa yang bisa kami bawa ke Jerman? Masyarakat Jerman sangat sibuk, walaupun demikian banyak pertemuan di EFG Ahastrasse memberikan kepada orang-orang semangat untuk berdoa dan memberikan dukungannya untuk saudara-saudara di Indonesia. Kami menyanyikan lagu-lagu dalam bahasa Indonesia, mencoba menu-menu makanan yang lezat, menunjukkan gambar-gambar dari tempat yang jaraknya jauh tentang iman, suka cita dan duka mereka. Kami juga berbagi kepedulian dan pengalaman iman. Juga Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia dan Partai Damai Sejahtera serta banyak kenalan telah meninggalkan kesan yang mendalam di Jerman.
Kami telah menceritakan Indonesia kepada anak-anak di Ahastrasse. Satu anak menyahut: “Mama, mama, orang-orang Indonesia makan nasi tiap pagi, siang dan malam.” Saya berterima kasih kepada rekan-rekan kerja dan pimpinan-pimpinan Yayasan Doulos, para alumi dan para sahabat atas kesaksian hidupnya. Apa yang telah kami dengar dan lihat, telah menjadi berkat berlimpah bagi kami. Kami mengasihi saudara-saudara dan senang untuk dapat kembali terbang ke Indonesia! Kami membutuhkan ini semua, supaya kami tidak membatasi diri sendiri, melainkan membiarkan Tuhan melakukan karya-karya-Nya melalui kita. Banyak orang dan hal-hal yang tidak kami kenal dan pahami, namun hal-hal itu tidak menghalangi kami untuk membuat langkah selanjutnya.
Brunhilde Griesing, EFG Darmstadt, Jerman.
Schön ohne Ende!

Bevor ich zum ersten Mal nach Indonesien kam, wusste ich nichts darüber. Die Stop-out Einsätze, Besuche und Reisen haben mir eine neue Welt mit Menschen, Land und Kultur eröffnet. Besonders haben das Glaubensleben nach Jüngerschaftsprinzip, das große Vertrauen in Gott und die unglaubliche
Initiative im Dienst für Menschen meinem Glauben eine neue Dimension gegeben. Der ganzheitliche Ansatz ist beispielhaft. Darum habe ich Sehnsucht, wieder zu kommen und mehr zu lernen.
Die 4 geistlichen Gesetzte und Campus Crusadefor Christ kannte ich bereits aus meiner Jugend. Mein Glaube ist durch Gemeindearbeit und Weiterbildung gewachsen. Viele Menschen in meinem Leben haben meine Gotteserkenntnis und mein Wachstum geprägt.
Erst mit dem Doulos-Ansatz in Stufen zu lernen und Glaubensdimensionen zu sehen wurde ich befähigt, über meine menschlichen Grenzen und meinen Glauben hinaus zu gehen. Jüngerschaft leben heißt, zu glauben, Glauben zu festigen, Gemeinschaft zu suchen, Lebensgestaltung inklusive Gesundheit zu entwickeln, Gottes Plan für mein Leben zu entdecken und zu beschreiten. Gott nahe zu sein, Heilung an Leib, Seele und Geist zu erfahren ist mein Glück und Fülle in meinem Leben.
Dies hat meine Glaubens- und Denkwelt unglaublich bereichert. Das Gebet füreinander, meine Initiative und Maßnahmenverfolgung im Leben sind sehr intensiv geworden. Eine Initiative für Menschen, insbesondere derer die sich uns entgegen stellen und auch einen liebevollen Umgang mit Muslimen haben mich in den Jahren mit Doulos rundum erneuert. Das Gelernte weiterzugeben hat die Aktivitätenin in meinem Leben durchgestartet. Da sind kleine Momente, in denen ich einer Kollegin und Christin die 4 geistlichen Gesetze erzähle und sie mir antwortet „Das hat mir noch niemand so erklärt“. Wow, Gott, das tust Du!
Es lässt mich erkennen, dass nichts uns einschüchtern soll. Die Auswirkungen werden wir erst im Himmel kennen lernen. Aber es ist schon jetzt klar, dass nur die Anwendung des Gelernten Gottes Werk an uns umsetzen kann.
1. Joh. 5,4 Unser Glaube ist der Sieg, der die Welt überwunden hat.
Ich danke den Mitarbeitern und Leitern bei YayasanDoulos, verbundenen Ehemaligen und Freunden für ihr gelebtes Zeugnis. Was wir gehört und gesehen haben, hat uns reich beschenkt.
Ich fragte mich jedes Mal, was wir schon tun können im Dienst für die Menschen in Indonesien. Doch wenn man in die Gemeinschaft kommt, werden Herz und Sinne berührt. Auch Not und Mangel hat uns betroffen gemacht.
Man bemerkt wie Gott seinen Plan mit uns umsetzt. Das inmitten der wunderschönen Landschaft und indonesischen Menschen. Sie tun mir gut in ihrer Art. – Schön ohne Ende!
Dieses Papier reicht nicht aus, Eindücke und Erlebnisse zu beschreiben.
Wieviel mehr will Gott uns noch beschenken, weil er und uns Menschen so sehr liebt!
Was können wir so nach Deutschland bringen? Deutsche sind so beschäftigt, aber viele Treffen in der EFG Ahastrasse haben zu Begeisterung, Gebet und Unterstützung für Euch geführt. Wir singen ein Lied in Indonesisch, probieren die leckeren Speisen, zeigen Bilder und teilen über die große Entfernung Glauben, Freuden und Leid. Wir teilen Anliegen und auch Glaubenserfahrungen aus. Auch Campus Crusadefor Christ Indonesia, christliche Partei PDS. Viele Kontakte haben einen bleiben Eindruck in Deutschland hinterlassen.
So haben wir den Kindern in der Ahastrasse von Indonesien erzählt. Ein Junge berichtete: Mama, Mama, die Indonesier essen Reis morgens, mittags und abends.
Wir lieben Euch und freuen uns sehr, demnächst wieder nach Indonesien zu fliegen.
Wir brauchen es, uns selbst nicht zu begrenzen, sondern Gott sein Werk durch uns tun zu lassen. Vieles verstehen oder kennen wir nicht. Aber es hindert uns nicht, die nächsten Schritte zu gehen.
Brunhilde Griesing, EFG Darmstadt, Deutschland
INDAH TANPA AKHIR.
Sebelum saya untuk pertama kalinya datang ke Indonesia, saya tidak tahu apa-apa soal pelayanan di Indonesia. Program-program Stop-Out, kunjungan-kunjungan dan perjalanan-perjalanan telah membuka sebuah dunia baru dengan budaya dari suatu Negara yang baru bagi saya. Terlebih lagi kehidupan iman berdasarkan prinsip pemuridan, kepercayaan yang besar dalam Tuhan dan insiatif pelayanan yang luarbiasa untuk sesama manusia telah memberikan sebuah dimensi baru terhadap iman saya. Pendekatan pelayanan yang menyeluruh seperti ini telah menjadi teladan bagi saya. Oleh karena itu saya mempunyai satu kerinduan untuk datang kembali dan belajar lebih banyak.
Buku kecil 4 Hukum Rohani dan lembaga ‘Campus Crusade for Christ’sudah saya kenal sejak masa pemuda. Ketika itu iman saya bertumbuh melalui pelayanan dan pelatihan di gereja. Sejak itu banyak orang telah membantu saya dalam pengenalan akan Allah dan pertumbuhan iman.
Untuk pertama kalinya, ketika saya berada bersama dalam pelayanan Doulos, saya belajar pelajaran dengan tahapan dan untuk melihat dimensi iman yang baru, sehingga melaluinya saya dimampukan untuk menerobos batas kemanusiaan dan iman untuk melayani ke luar. Bagi saya pemuridan berarti beriman, menguatkan iman, mencari persekutuan, membangun hidup termasuk memelihara kesehatan, menemukan rencana Tuhan dalam hidup dan menjalaninya. Mengalami kedekatan dengan Allah, kesembuhan tubuh, jiwa dan roh adalah keuntungan dan kepenuhan dalam hidup saya.
Semua ini telah memperkaya dunia iman dan pikiran saya; doa untuk sesama, inisiatif dan pembenahan hidup yang mencakup aturan, usaha-usaha dalam hidup telah menjadi sangat intensif. Inisiatif membantu sesama, khususnya yang menentang kita dan juga pergaulan yang manis dengan saudara-saudara Muslim, semua ini dialami dalam tahun-tahun bersama Doulos, yang sudah memperbaharui hidup saya.
Prinsip membagikan kembali kepada orang lain apa yang diajarkan, telah memotivasi untuk memulai banyak kegiatan dalam hidup saya. Misalnya, pada saat tertentu, saya mendapat pengalaman membagi isi buku keci 4-Hukum Rohani kepada kolega yang Kristen di tempat pekerjaan, dimana sesudahnya ia menjawab demikian, “penjelasan ini belum pernah seorang pun menyampaikan kepada saya.” Wow, Allah, Engkau yang melakukannya!
Saya menjadi sadar, bahwa tidak ada yang perlu ditakuti. Hasilnya akan kita mengerti ketika berada di surga. Namun jelas saat ini, bahwa yang diperlukan hanyalah penerapan dari apa yang diajarkan dari pekerjaan Allah. Iman kita telah mengalahkan dunia“ (1 Johanes 5:4)
Saya bertanya-tanya tiap kali, apa yang sudah kami lakukan untuk orang-orang di Indonesia. Demikianlah telah terjadi, ketika kami melangkah masuk dalam pelayanan, maka dengan sendirinya banyak hati dan pengertian akan tersentuh dan sebaliknya penderitaan dan kekurangan jemaat telah menyentuh hati kami. Dapat disadari bagaimana Tuhan bersama kami melaksanakan rencana-Nya diantara orang-orang Indonesia yang dilayani dan dalam linkungan alam yang indah. Semua ini dengan segala keunikannya mendatangkan kebaikan di dalam saya. Indah tanpa akhir!
Kertas ini tidak mampu menjelaskan kesan dan pengalaman-pengalaman.
Apa yang bisa kami bawa ke Jerman? Masyarakat Jerman sangat sibuk, walaupun demikian banyak pertemuan di EFG Ahastrasse memberikan kepada orang-orang semangat untuk berdoa dan memberikan dukungannya untuk saudara-saudara di Indonesia. Kami menyanyikan lagu-lagu dalam bahasa Indonesia, mencoba menu-menu makanan yang lezat, menunjukkan gambar-gambar dari tempat yang jaraknya jauh tentang iman, suka cita dan duka mereka. Kami juga berbagi kepedulian dan pengalaman iman. Juga Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia dan Partai Damai Sejahtera serta banyak kenalan telah meninggalkan kesan yang mendalam di Jerman.
Kami telah menceritakan Indonesia kepada anak-anak di Ahastrasse. Satu anak menyahut: “Mama, mama, orang-orang Indonesia makan nasi tiap pagi, siang dan malam.” Saya berterima kasih kepada rekan-rekan kerja dan pimpinan-pimpinan Yayasan Doulos, para alumi dan para sahabat atas kesaksian hidupnya. Apa yang telah kami dengar dan lihat, telah menjadi berkat berlimpah bagi kami. Kami mengasihi saudara-saudara dan senang untuk dapat kembali terbang ke Indonesia! Kami membutuhkan ini semua, supaya kami tidak membatasi diri sendiri, melainkan membiarkan Tuhan melakukan karya-karya-Nya melalui kita. Banyak orang dan hal-hal yang tidak kami kenal dan pahami, namun hal-hal itu tidak menghalangi kami untuk membuat langkah selanjutnya.
Brunhilde Griesing, EFG Darmstadt, Jerman.